Pengobatan Kanker
RESPONS TERHADAP PENGOBATAN KANKER
Pada saat menjalani pengobatan, keadaan penderita dinilai secara berkala untuk melihat respons terhadap pengobatan.
Respons terhadap pengobatan dapat dibedakan menjadi:
- Respons komplit. Pengobatan yang paling berhasil menyebabkan kesembuhan. Kesembuhan diartikan sebagai remisi lengkap, dimana semua bukti-bukti kanker tidak ditemukan lagi (respons komplit). Para ahli kadang mengartikan kesembuhan sebagai angka harapan hidup 5-10 tahun bebas penyakit, di mana kanker tidak menghilang secara keseluruhan dan tidak kambuh lagi dalam periode yang ditentukan, yaitu 5-10 tahun.
- Respons inkomplit. Pada respons inkomplit, ukuran 1 atau lebih tumor berkurang lebih dari setengahnya. Respons ini bisa mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup, meskipun pada akhirnya kanker akan tumbuh kembali.
- Tidak berespons. Pengobatan yang gagal tidak menimbulkan respons.
Beberapa kanker memberikan respons yang baik terhadap kemoterapi. Kanker lainnya menunjukkan perbaikan, tetapi tidak mencapai kesembuhan. Ada juga kanker yang memberikan respons yang buruk dan kebal terhadap kemoterapi (misalnya melanoma, kanker ginjal, kanker pankreas, kanker otak). Kanker-kanker lainnya (kanker payudara, kanker paru-paru sel kecil, leukemia) bisa menunjukkan respons awal yang luar biasa terhadap kemoterapi, tetapi setelah pengobatan ulang bisa kebal terhadap obat yang diberikan.
Gen yang kebal terhadap kombinasi obat kemoterapi ditemukan pada sel normal maupun sel kanker, karena itu paparan terhadap satu obat kemoterapi bisa menyebabkan tumor kebal terhadap obat-obat kanker yang tidak berhubungan. Tampaknya gen tersebut dimaksudkan untuk melindungi sel terhadap kerusakan akibat zat yang berbahaya. Untuk mempertahankan diri, sel akan mengeluarkan obat yang didapat, sehingga pengobatan menjadi tidak efektif. Para peneliti sedang mencoba untuk menemukan cara bagaimana menekan aktivitas gen tersebut.
Persentase penderita kanker yang bebas penyakit dalam 5 tahun
Organ yang Terkena | Penderita Kanker pada Berbagai Stadium | Penderita dengan Kanker yang Terlokalisir | Penderita dengan Metastasis Regional | Penderita dengan Metastasis Jauh |
Kandung kemih | 80 | 92 | 48 | 8 |
Payudara (pada wanita) | 80 | 94 | 73 | 18 |
Leher rahim | 67 | 90 | 52 | 12 |
Usus besar - rektum | 59 | 91 | 60 | 6 |
Ginjal | 56 | 87 | 57 | 9 |
Paru-paru | 13 | 47 | 15 | 2 |
Mulut | 52 | 79 | 42 | 19 |
Indung telur | 42 | 90 | 41 | 21 |
Pankreas | 3 | 9 | 4 | 2 |
Prostat | 80 | 94 | 85 | 29 |
Kulit (melanoma) | 85 | 93 | 57 | 15 |
Rahim | 83 | 94 | 67 | 27 |
PEMBEDAHAN PENYAKIT KANKER
Pembedahan merupakan bentuk pengobatan kanker yang paling tua. Pada tahun 1988, dari 1 juta orang Amerika yang menderita kanker, 64% telah menjalani pembedahan dan 62% dari kelompok ini mengalami kesembuhan.
Pengobatan kanker dan prognosis ditentukan oleh beratnya dan sejauh mana penyebaran kanker (staging). Beberapa kanker seringkali dapat disembuhkan hanya dengan pembedahan jika dilakukan pada stadium dini.
Kanker stadium dini yang bisa disembuhkan dengan pembedahan
Organ yang Terkena |
Persentase Penderita yang Bebas Penyakit dalam 5 Tahun |
Kandung kemih | 81 |
Payudara (pada wanita) | 82 |
Leher rahim | 94 |
Usus besar | 81 |
Ginjal | 67 |
Pita suara | 76 |
Paru-paru (non-sel kecil) | 37-70 |
Mulut | 67-76 |
Indung telur | 72 |
Prostat | 80 |
Buah zakar | 65 |
Rahim | 74 |
Terapi Penyinaran (Radiasi)
Terapi penyinaran (radiasi) terutama menghancurkan sel-sel yang membelah dengan cepat. Tetapi penyinaran juga bisa merusak jaringan normal, terutama jaringan dimana sel-sel normal juga membelah dengan cepat, misalnya pada kulit, akar rambut, lapisan usus, indung telur (ovarium), buah zakar (testis) dan sumsum tulang. Oleh karena itu, terapi penyinaran diberikan dengan menentukan target penyinaran secara akurat sehingga dapat melindungi sel-sel normal sebanyak mungkin.
Terapi penyinaran yang dibagi kedalam serangkaian dosis untuk waktu yang lebih lama, akan meningkatkan efek mematikan terhadap sel-sel tumor dan mengurangi efek toksik terhadap sel-sel normal karena sel-sel normal memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri setelah terpapar penyinaran. Rencana pengobatan ditujukan untuk perbaikan maksimal dari sel-sel dan jaringan yang normal.
Terapi penyinaran biasanya dilakukan dengan alat yang disebut akselerator linear. Sinar diarahkan sangat dekat dengan tumor. Efek samping penyinaran terhadap jaringan normal tergantung dari seberapa luas daerah yang disinar dan letaknya terhadap jaringan normal. Misalnya terapi penyinaran untuk tumor kepala dan leher seringkali menyebabkan peradangan, timbulnya rasa nyeri, dan luka terbuka (ulserasi) pada selaput mukosa hidung dan mulut. Penyinaran pada lambung atau perut seringkali menyebabkan peradangan lambung (gastritis) dan peradangan usus bagian bawah, sehingga mengakibatkan terjadinya diare.
Terapi penyinaran memegang peran penting dalam menyembuhkan berbagai kanker, termasuk:
- penyakit Hodgkin
- lilmfoma non-Hodgkin stadium dini
- kanker sel skuamosa pada kepala dan leher
- seminoma (kanker buah zakar)
- kanker prostat
- kanker payudara stadium dini
- kanker paru-paru non-sel kecil stadium dini
- meduloblastoma (kanker otak atau tulang belakang)
Jika tidak mungkin disembuhkan, terapi penyinaran dapat mengurangi gejala pada mieloma multipel, kanker paru-paru, kanker kerongkongan, kanker kepala dan leher, serta kanker lambung yang sudah menyebar. Terapi penyinaran juga bisa mengurangi gejala yang disebabkan oleh penyebaran kanker ke tulang atau otak.
Kanker stadium dini yang bisa disembuhkan dengan terapi penyinaran
Organ yang Terkena |
Persentase Penderita yang Bebas Penyakit dalam 5 Tahun |
Payudara (pada wanita) | 29 |
Leher rahim | 60 |
Penyakit Hodgkin | 71-88 |
Paru-paru | 9 |
Sinus hidung | 35 |
Nasofaring | 35 |
Limfoma non-Hodgkin | 60-90 |
Prostat | 67-80 |
Buah zakar (seminoma) | 84 |
Tenggorokan | 10 |
Kemoterapi
Belum ditemukan obat kemoterapi yang ideal, yaitu obat yang menghancurkan sel-sel kanker tanpa mencederai sel-sel yang normal. Meskipun demikian, banyak penderita yang bisa diobati dengan obat-obat antikanker (kemoterapi) dan beberapa diantaranya mengalami kesembuhan. Saat ini efek samping dari kemoterapi dapat diminimalkan.
Obat antikanker dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori:
- Alkylating agents
- Antimetabolit
- Alkaloid tanaman
- Antibiotik antitumor
- Enzim
- Hormon
- Pengubah respon biologis
Dua atau lebih obat sering digunakan sebagai terapi kombinasi. Alasan dilakukannya terapi kombinasi adalah untuk menggunakan obat yang bekerja pada bagian yang berbeda dari proses metabolisme sel, sehingga akan meningkatkan kemungkinan bertambahnya jumlah sel-sel kanker yang dihancurkan. Selain itu, efek samping yang berbahaya dari kemoterapi bisa dikurangi jika obat dengan efek toksik yang berbeda digabungkan, masing-masing dalam dosis yang lebih rendah daripada dosis yang diperlukan jika obat tersebut digunakan tersendiri.
Terapi kombinasi kadang menggabungkan obat-obat dengan sifat yang berbeda. Misalnya obat yang dapat menghancurkan sel-sel tumor dikombinasi dengan obat yang merangsang sistem kekebalan terhadap kanker.
Gas mostar yang digunakan sebagai senjata pada Perang Dunia I merupakan contoh dari alkylating agents. Obat golongan ini bekerja dengan mempengaruhi molekul DNA, yaitu mengubah struktur atau fungsinya sehingga tidak dapat bereplikasi.
Efek samping alkylating agents berupa:
- mual
- muntah
- rambut rontok
- iritasi kandung kemih (sistitis) disertai terdapatnya darah dalam air kemih
- jumlah sel darah putih, sel darah merah dan trombosit menurun
- jumlah sperma berkurang (pada pria, mungkin terjadi kemandulan yang menetap)
- meningkatnya risiko terjadinya leukemia
Antimetabolit adalah sekumpulan obat yang mempengaruhi sintesa (pembuatan) DNA atau RNA dan mencegah pembelahan sel. Obat golongan ini menimbulkan efek yang sama dengan alkylating agents, ditambah dengan terjadinya ruam kulit, warna kulit menjadi lebih gelap (meningkatkan pigmentasi) atau gagal ginjal.
Alkaloid tanaman adalah obat-obat yang dapat menghentikan pembelahan sel dan mencegah pembentukan sel-sel baru. Efek samping yang ditimbulkan serupa dengan alkylating agents.
Antibiotik antitumor juga mempengaruhi DNA dan mencegah perbanyakan sel. Efek sampingnya sama dengan alkylating agents.
Untuk penderita leukemia limfoblastik akut bisa diberikan asparaginase, suatu enzim yang mengeluarkan asparagin asam amino dari darah, yang diperlukan oleh leukemia untuk melangsungkan pertumbuhannya. Efek samping yang ada berupa:
- reaksi alergi yang bisa berakibat fatal
- nafsu makan hilang
- mual
- muntah
- demam
- kadar gula darah tinggi
Terapi hormon akan meningkatkan atau menurunkan kadar hormon tertentu untuk membatasi pertumbuhan kanker yang tergantung kepada hormon tersebut atau yang dihambat oleh hormon tersebut. Misalnya kanker payudara memerlukan estrogen untuk pertumbuhannya.
Efek samping terapi hormon bervariasi, tergantung dari hormon yang diberikan. Pemberian estrogen kepada pria akan menyebabkan pembesaran payudara. Pemberian obat anti-estrogen pada wanita bisa menyebabkan kemerahan pada wajah dan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Interferon merupakan pengubah respon biologis pertama yang efektif, dan saat ini digunakan untuk mengobati sarkoma Kaposi dan mieloma multipel.
Imunoterapi lainnya menggunakan sel-sel imun yang telah dirangsang (sel pembunuh limfokin aktif), yang secara khusus menyerang tumor, misalnya pada melanoma dan kanker sel ginjal.
Pengobatan yang menggunakan antibodi terhadap sel tumor, yang telah dilabel dengan bahan radioaktif atau suatu racun, telah terbukti efektif dalam mengobati beberapa limfoma.
Kanker yang Dapat Disembuhkan dengan Kemoterapi
Organ yang Terkena | Persentase Penderita yang Bebas Penyakit setelah 5 Tahun |
Limfoma Burkitt | 44-74 |
Koriokarsinoma | 98 |
Limfoma sel besar yg menyebar | 64 |
Penyakit Hodgkin | 74 |
Leukemia pada anak-anak (Leukemia limfositik akut) |
54 |
Leukemia pada dewasa dibawah 40 tahun (Leukemia limfositik akut) |
40 |
Leukemia pada dewasa diatas 40 tahun (Leukemia limfositik akut) |
16 |
Paru-paru (sel kecil) | 25 |
Limfoma limfoblastik | 50 |
Buah zakar (non-semonomatous) | 88 |
Cara-cara pemberian kemoterapi:
- Secara langsung ke dalam pembuluh darah yang mensuplai darah ke daerah di mana tumor berada
- Drip intravena (dari sebuah kantong atau botol cairan intravena, selama beberapa menit sampai beberapa jam)
- Intravena (langsung kedalam pembuluh darah vena, selama beberapa menit)
- Per-oral (berupa tablet, kapsul atau cairan)
Frekuensi pemberian kemoterapi:
- Bervariasi, tergantung dari kankernya :
- beberapa obat dalam 1 hari
- 1 dosis/hari selama beberapa hari
- berkesinambungan selama beberapa hari
- dosis 1 kali/minggu
- 1 dosis atau beberapa hari pemberian obat/bulan - Pengobatan bisa diberikan beberapa minggu sampai beberapa tahun
- Serangkaian pengobatan bisa diberikan hanya 1 kali, atau beberapa rangkaian pengobatan bisa diberikan dengan selang waktu diantaranya
TERAPI KOMBINASI
Untuk beberapa kanker, pengobatan terbaik adalah dengan kombinasi pembedahan, penyinaran dan kemoterapi. Pembedahan atau penyinaran dapat digunakan untuk mengatasi kanker yang berada pada daerah yang terbatas, sedangkan kemoterapi berguna untuk membunuh sel-sel kanker yang berada diluar jangkauan pembedahan maupun penyinaran. Kadang penyinaran atau kemoterapi dilakukan sebelum pembedahan, untuk memperkecil ukuran tumor; atau setelah pembedahan untuk menghancurkan sel-sel kanker yang masih tersisa.
Kemoterapi yang dikombinasi dengan pembedahan, dapat memperbaiki masa harapan hidup penderita kanker usus besar, kanker payudara atau kanker kendung kemih yang telah menyebar ke kelenjar getah bening regional. Pembedahan dan kemoterapi kadang dapat menyembuhkan kanker indung telur yang telah menyebar. Pada kanker usus besar yang telah menyebar, kemoterapi yang diberikan setelah pembedahan dapat memperpanjang harapan hidup bebas penyakit. Sekitar 20-40% kanker kepala dan leher telah disembuhkan oleh kemoterapi yang diikuti dengan terapi penyinaran atau pembedahan. Bagi yang tidak mengalami kesembuhan, terapi ini bisa mengurangi gejala-gejalanya (terapi paliatif).
Pembedahan, terapi penyinaran dan kemoterapi memegang peranan penting dalam mengobati tumor Wilms dan rabdomiosarkoma. Pada rabdomiosarkoma, tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat kanker utama, bahkan jika sel-sel tumor telah menyebar ke bagian lain tubuh yang jauh dari ginjal. Kemoterapi dimulai pada saat pembedahan dan terapi penyinaran diberikan kemudian untuk mengobati daerah setempat dari sisa kanker.
Efektivitas Terapi Kombinasi
Jenis Terapi | Jenis Kanker | Persentase Penderita Bebas Penyakit setelah 5 Tahun |
Pembedahan dan penyinaran | Kandung kemih | 54 |
Endometrium | 62 | |
Hipofaring | 33 | |
Paru-paru | 32 | |
Mulut | 36 | |
Pembedahan dan kemoterapi | Payudara | 62 |
Indung telur (karsinoma) |
28-40 | |
Prostat | 50-68 | |
Lambung | 54 | |
Penyinaran dan kemoterapi | Sistem saraf pusat (meduloblastoma) |
71-80 |
Sarkoma Ewing | 70 | |
Paru-paru (sel kecil |
16-20 | |
Rektum (karsinoma sel skuamosa) |
40 | |
Pembedahan, penyinaran dan kemoterapi | Rabdomiosarkoma embrional | 80 |
Ginjal (tumor Wilms) |
80 | |
Paru-paru | 32 | |
Rongga mulut, hipofaring | 20-40 |
EFEK SAMPING PENGOBATAN KANKER
Hampir setiap penderita yang mendapatkan terapi penyinaran atau kemoterapi mengalami efek samping tertentu, paling sering berupa mual atau muntah dan berkurangnya jumlah sel darah putih. Penderita yang mendapatkan kemoterapi juga sering mengalami kerontokan rambut. Mengurangi efek samping merupakan aspek penting dari pengobatan.
Terapi penyinaran atau kemoterapi bisa menyebabkan peradangan atau bahkan luka terbuka (borok, ulkus) pada selaput mukosa, misalnya pada lapisan mulut. Ulkus di mulut terasa sangat sakit dan bisa menimbulkan kesulitan pada waktu makan. Sejumlah obat kumur (biasanya mengandung antasid, antihistamin dan anestesi lokal) bisa mengurangi gejala ini. Pada kasus yang jarang, pemberian makanan harus dilakukan melalui selang yang dimasukkan ke dalam lambung atau melalui infus.
PENGOBATAN KANKER YANG LEBIH BARU
Pendekatan yang lebih baru dalam mengobati kanker adalah kemoterapi dosis intense, yang menggunakan obat dalam dosis yang sangat tinggi. Terapi ini digunakan untuk tumor yang mengalami kekambuhan meskipun tumor memberikan respons yang baik pada kemoterapi awal. Tumor ini telah menunjukkan kepekaan terhadap obat; strategi yang dilakukan adalah meningkatkan dosis obat secara nyata untuk membunuh lebih banyak lagi sel-sel kanker, sehingga memperpanjang harapan hidup penderita. Tetapi kemoterapi dosis intense bisa menyebabkan cedera pada sumsum tulang yang dapat berakibat fatal. Oleh karena itu terapi ini biasanya digabungkan dengan terapi penyelamatan, dimana sumsum tulang diangkat sebelum dilakukan kemoterapi dan dikembalikan lagi setelah pengobatan selesai diberikan. Meskipun masih dalam penelitian, pengobatan ini pernah dilakukan untuk kanker payudara, limfoma, penyakit Hodgkin dan mieloma.
Pencangkokan sumsum tulang dari donor yang memiliki jaringan yang cocok bisa dilakukan setelah kemoterapi dosis intense pada penderita leukemia akut. Tetapi terapi ini bisa menyebabkan terjadinya komplikasi berupa penyakit graft-versus-host, dimana jaringan yang dicangkokkan dihancurkan oleh jaringan penerima (tuan rumah).
Teknik-teknik penyinaran yang baru, seperti penyinaran proton atau neutron, efektif untuk tumor-tumor tertentu.
Imunoterapi dilakukan dengan berbagai cara untuk merangsang sistem kekebalan tubuh melawan kanker:
- pengubah respon biologis
- terapi sel pembunuh
- terapi antibodi (terapi humoral)
Teknik-teknik tersebut telah digunakan untuk mengobati sejumlah kanker yang berbeda (misalnya melanoma, kanker ginjal, sarkoma Kaposi dan leukemia).
Akhirnya, salah satu pendekatan pengobatan yang paling penting adalah menemukan obat yang dapat mencegah kanker. Retinoid (derivat vitamin A) telah terbukti efektif dalam mengurangi angka kekambuhan pada beberapa kanker, terutama kanker mulut, pita suara dan paru-paru.
Penanganan Pengobatan kanker
Obat antikanker dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori:
- Alkylating agents
- Antimetabolit
- Alkaloid tanaman
- Antibiotik antitumor
- Enzim
- Hormon
- Pengubah respon biologis
Dua atau lebih obat sering digunakan sebagai terapi kombinasi. Alasan dilakukannya terapi kombinasi adalah untuk menggunakan obat yang bekerja pada bagian yang berbeda dari proses metabolisme sel, sehingga akan meningkatkan kemungkinan bertambahnya jumlah sel-sel kanker yang dihancurkan. Selain itu, efek samping yang berbahaya dari kemoterapi bisa dikurangi jika obat dengan efek toksik yang berbeda digabungkan, masing-masing dalam dosis yang lebih rendah daripada dosis yang diperlukan jika obat tersebut digunakan tersendiri.
Terapi kombinasi kadang menggabungkan obat-obat dengan sifat yang berbeda. Misalnya obat yang dapat menghancurkan sel-sel tumor dikombinasi dengan obat yang merangsang sistem kekebalan terhadap kanker.
Gas mostar yang digunakan sebagai senjata pada Perang Dunia I merupakan contoh dari alkylating agents. Obat golongan ini bekerja dengan mempengaruhi molekul DNA, yaitu mengubah struktur atau fungsinya sehingga tidak dapat bereplikasi.
Efek samping alkylating agents berupa:
- mual
- muntah
- rambut rontok
- iritasi kandung kemih (sistitis) disertai terdapatnya darah dalam air kemih
- jumlah sel darah putih, sel darah merah dan trombosit menurun
- jumlah sperma berkurang (pada pria, mungkin terjadi kemandulan yang menetap)
- meningkatnya resiko terjadinya leukemia
Antimetabolit adalah sekumpulan obat yang mempengaruhi sintesa (pembuatan) DNA atau RNA dan mencegah pembelahan sel. Obat golongan ini menimbulkan efek yang sama dengan alkylating agents, ditambah dengan terjadinya ruam kulit, warna kulit menjadi lebih gelap (meningkatkan pigmentasi) atau gagal ginjal.
Alkaloid tanaman adalah obat-obat yang dapat menghentikan pembelahan sel dan mencegah pembentukan sel-sel baru. Efek samping yang ditimbulkan serupa dengan alkylating agents.
Antibiotik antitumor juga mempengaruhi DNA dan mencegah perbanyakan sel. Efek sampingnya sama dengan alkylating agents.
Untuk penderita leukemia limfoblastik akut bisa diberikan asparaginase, suatu enzim yang mengeluarkan asparagin asam amino dari darah, yang diperlukan oleh leukemia untuk melangsungkan pertumbuhannya. Efek samping yang ada berupa:
- reaksi alergi yang bisa berakibat fatal
- nafsu makan hilang
- mual
- muntah
- demam
- kadar gula darah tinggi
Terapi hormon akan meningkatkan atau menurunkan kadar hormon tertentu untuk membatasi pertumbuhan kanker yang tergantung kepada hormon tersebut atau yang dihambat oleh hormon tersebut. Misalnya kanker payudara memerlukan estrogen untuk pertumbuhannya. Tamoksifen merupakan obat anti-estrogen yang menghalangi efek estrogen dan bisa memperkecil ukuran kanker. Kanker prostat bisa dihambat oleh estrogen atau obat antitestosteron.
Efek samping terapi hormon bervariasi, tergantung dari hormon yang diberikan. Pemberian estrogen kepada pria akan menyebabkan pembesaran payudara. Pemberian obat anti-estrogen pada wanita bisa menyebabkan kemerahan pada wajah dan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Interferon merupakan pengubah respons biologis pertama yang efektif, dan saat ini digunakan untuk mengobati sarkoma Kaposi dan mieloma multipel.
Imunoterapi lainnya menggunakan sel-sel imun yang telah dirangsang (sel pembunuh limfokin aktif), yang secara khusus menyerang tumor, misalnya pada melanoma dan kanker sel ginjal.
Pengobatan yang menggunakan antibodi terhadap sel tumor, yang telah dilabel dengan bahan radioaktif atau suatu racun, telah terbukti efektif dalam mengobati beberapa limfoma.
Referensi
Referensi:
- C, Bruce A. T, Elisabeth C. Chemotherapy. Merck Manual. 2007.
- C, Bruce A. T, Elisabeth C. Combination Cancer Therapy. Merck Manual. 2007.
- C, Bruce A. T, Elisabeth C. Immunotherapy For Cancer. Merck Manual. 2007.
- C, Bruce A. T, Elisabeth C. Radiation Therapy. Merck Manual. 2007.