Depresi pada Anak
Depresi adalah perasaan sedih atau mudah marah yang cukup besar hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Perasaan ini bisa muncul karena baru mengalami kehilangan atau kejadian sedih lainnya, tetapi kadarnya lebih besar dari perasaan yang normalnya terjadi untuk kejadian tersebut dan menetap melebihi waktu yang seharusnya.
Penyebab Depresi pada anak
Penyebab Depresi pada Anak
Perasaan sedih dan tidak senang merupakan emosi manusia yang sering terjadi, terutama sebagai respon dari suatu keadaan yang sulit. Bagi anak-anak dan remaja, keadaan tersebut bisa berupa: kematian orang tua, perceraian orang tua, perpisahan dengan teman dekat, kesulitan dalam menyesuaikan diri di sekolah, atau kesulitan dalam berteman. Namun, perasaan sedih terkadang melebihi proporsi yang seharusnya terjadi atau berlangsung lebih lama dari yang diharapkan.
Pada kasus tersebut, anak mungkin mengalami depresi, terutama jika perasaan yang timbul sampai menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Beberapa anak juga bisa menjadi depresi meskipun tidak ada kejadian yang tidak menyenangkan yang terjadi.
Penyebab terjadinya depresi belum diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan akibat adanya abnormalitas pada zat-zat kimia di dalam otak. Pada sebagian orang, tendensi untuk mengalami depresi bersifat diturunkan.
Kombinasi dari berbagai faktor, termasuk pengalaman hidup dan tendensi genetik, tampaknya berkontribusi untuk terjadinya depresi. Terkadang, ada gangguan lain yang menjadi bagian dari penyebabnya, misalnya kelenjar tiroid yang kurang aktif atau penyalahgunaan obat.
Gejala Depresi pada anak
Gejala Depresi pada Anak
Sama seperti pada orang dewasa, tingkat keparahan depresi pada anak bervariasi.
Gejala-gejala depresi pada anak antara lain:
- Anak mengalami perasaan sedih yang sangat atau menjadi mudah marah, merasa tidak berguna, dan merasa bersalah.
- Anak menjadi kehilangan minat pada aktivitas-aktivitas yang biasanya mereka sukai, misalnya berolahraga, menonton televisi, atau bermain dengan teman.
- Anak menarik diri dari teman-teman dan interaksi sosial lainnya.
- Tidak mampu menikmati sesuatu.
- Merasa ditolak dan tidak dicintai.
- Banyak anak juga mengeluhkan adanya gangguan fisik, misalnya sakit perut atau sakit kepala.
- Nafsu makan bisa meningkat atau menurun, sehingkali membuat perubahan yang besar pada berat badan.
- Gangguan tidur, misalnya anak menjadi sulit tidur, tidur berlebihan, atau sering mengalami mimpi buruk.
- Merasa lelah dan tidak berenergi. Anak yang depresi seringkali menjadi tidak energik atau aktif secara fisik. Namun, sebagian anak, terutama anak-anak yang masih kecil, bisa memiliki gejala-gejala yang berlawanan, misalnya menjadi sangat aktif dan agresif, atau sangat mudah marah.
- Menurunnya prestasi. Gejala-gejala depresi biasanya mengganggu kemampuan untuk berpikir dan berkonsentrasi, akibatnya pelajaran di sekolah biasanya menjadi terganggu.
- Anak-anak bisa memiliki pikiran-pikiran, khayalan, atau bahkan upaya untuk bunuh diri.
- Tiba-tiba menangis.
- Sangat sensitif terhadap penolakan.
Kapan harus ke dokter ?
Segeralah berkonsultasikan ke dokter jika anak mengalami tanda-tanda depresi yang tak kunjung membaik. Bawa anak anda ke rumah sakit terdekat jika anak anda berkeinginan bunuh diri arat menyakiti dirinya sendiri.
Diagnosis Depresi pada anak
Diagnosis Depresi pada Anak
Jika gejala-gejala depresi pada anak telah berlangsung lebih dari 2 minggu, maka anak perlu diperiksa untuk mengetahui apakah terdapat faktor fisik yang menyebabkan timbulnya gejala dan pastikan anak mendapatkan terapi yang sesuai.
Tidak ada pemeriksaan spesifik yang dapat menunjukkan dengan jelas adanya depresi. Diagnosa depresi didasarkan dari berbagai sumber informasi, termasuk wawancara dengan anak atau remaja dan informasi dari orang tua dan guru. Kadangkala digunakan kuesioner terstruktur untuk membantu membedakan depresi dari reaksi normal terhadap situasi yang menyedihkan. Perlu dicari apakah terdapat stress sosial atau keluarga yang dapat memicu terjadinya depresi. Selain itu, perlu diketahui apakah terdapat perilaku bunuh diri pada anak, termasuk pikiran atau perkataan tentang ide bunuh diri.
Pemeriksaan lain bisa dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat gangguan fisik yang menyebabkan terjadinya gejala, misalnya kelainan kelenjar tiroid atau penyalahgunaan obat.
Penanganan Depresi pada anak
Penanganan Depresi pada Anak
Terapi depresi yang diberikan tergantung dari keparahan gejala-gejala yang ada. Anak-anak yang memiliki pikiran untuk bunuh diri perlu dipantau secara ketat oleh praktisi kesehatan jiwa khusus. Jika risiko untuk bunuh diri cukup tinggi, maka anak perlu dirawat inap untuk memastikan keamanan mereka.
Untuk sebagian besar anak remaja, kombinasi psikoterapi dan obat-obatan lebih efektif dibandingkan terapi tunggal. Tetapi untuk anak-anak yang lebih kecil, mungkin dapat dicoba untuk diberikan psikoterapi saja. Obat-obatan hanya diberikan jika dibutuhkan.
Fototerapi mungkin berguna jika depresi yang terjadi berhubungan dengan musim. Pada akhir musim gugur dan musim dingin, penurunan jumlah sinar matahari menyebabkan perubahan hormonal yang bisa berkontribusi pada terjadinya depresi. Fototerapi paling sering diberikan bersama obat-obatan atau psikoterapi pada anak-anak dan remaja yang mengalami episode depresi di musim dingin.
Komplikasi Depresi pada Anak
Depresi pada anak dapat menimbulkan masalah kedepannya, yaitu anak berisiko untuk berkeinginan mengakhiri hidupnya (bunuh diri).
Orang tua perlu memperhatikan Tanda-Tanda anak yang berisiko untuk bunuh diri. Berikut tanda yang harus diperhatikan:
- Timbul banyak gejala depresi (perubahan dalam hal makan, tidur, serta aktivitas)
- Menarik diri dari kehidupan sosial
- Berbicara tentang keinginan untuk bunuh diri, keputusasaan, atau ketidakberdayaan
- Meningkatnya perilaku yang tidak diinginkan (seksual atau perilaku)
- Sering mengalami kecelakaan
- Penyalahgunaan zat
- Fokus pada tema-tema yang tidak wajar dan negatif
- Berbicara tentang kematian dan sekarat
- Sering menangis atau berkurangnya ekspresi emosional
- Memberikan harta benda
Prognosis Depresi pada Anak
Jika anak mengalami depresi, mereka mungkin kehilangan minat pada kegiatan yang dulu mereka sukai. Mereka mungkin menarik diri dari teman dan orang yang dicintai. Mereka mungkin mudah tersinggung. Mungkin sulit untuk mengetahui apakah mereka hanya bertingkah atau jika mereka memiliki kondisi medis. Jadi, sebagai orang tua dari anak yang mengalami depresi, Anda mungkin merasa sedikit bingung dan khawatir.
Meskipun pengobatan untuk depresi pada masa kanak-kanak membutuhkan waktu untuk bekerja, namun umumnya dapat mengurangi gejala. Dengan perawatan, banyak anak dengan depresi berpartisipasi dalam kegiatan yang menarik minat mereka, membentuk persahabatan yang solid, dan menyelesaikan sekolah.
Mungkin ada periode dalam kehidupan anak, anak akan mengalami depresi kembali. Ketika ini terjadi, mereka mungkin memerlukan penyesuaian pada obat-obatan atau sesi terapi yang lebih sering sampai mereka dapat mengelola gejala dengan lebih baik.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Depresi pada Anak
Anak-anak dengan riwayat depresi dalam keluarga lebih berisiko untuk mengalami depresi. Anak-anak yang memiliki orang tua yang menderita depresi cenderung mengalami episode pertama depresi lebih awal dibanding dengan anak-anak yang tidak memiliki orang tua dengan riwayat depresi.
Anak-anak yang berasal dari keluarga yang berantakan, atau anak-anak dan remaja yang menyalahgunakan alkohol dan obat-obat terlarang juga lebih berisiko untuk mengalami depresi.
Referensi
Referensi:
- Cleveland Clinic. Depression in Children. 2023
- G, Joseph. Depression in Children. Web MD. 2012.
- J, Hugh F. Depression in Children. Merck Manual Home Health Handbook. 2009.