Zaman sekarang, rasanya hampir semua orang pakai headset wireless untuk menemani aktivitas. Tapi, pernahkah terpikir soal bahaya headset bluetooth jika dipakai terus-terusan dalam jangka waktu yang sangat lama? Isu ini sering jadi perdebatan.
Ada yang bilang aman-aman saja, tapi tidak sedikit juga yang khawatir soal radiasinya. Daripada bingung dan menebak-nebak, lebih baik kita cari tahu faktanya bersama berdasarkan apa kata sains dan penelitian yang sudah ada.
Benarkah Ada Bahaya Headset Bluetooth?
Headset bluetooth umumnya memancarkan daya maksimal hanya 2,5 miliwatt (mW). Radiasi ini tergolong non-pengion, artinya energinya sangat lemah dan tidak cukup kuat untuk merusak sel DNA di dalam tubuh manusia.
Batas aman paparan radiasi (SAR) yang ditetapkan di AS adalah 1,6 W/kg. Paparan dari headset bluetooth berada jauh di bawah batas tersebut, bahkan dayanya bisa 10-400 kali lebih rendah dibandingkan ponsel.
Bahaya yang lebih nyata justru datang dari suara. WHO merekomendasikan batas aman mendengarkan pada 80 desibel (dB) selama maksimal 40 jam per minggu. Melebihi level ini secara konsisten berisiko merusak pendengaran permanen.
Banyak headset, baik kabel maupun nirkabel, dapat mencapai volume puncak hingga 110 dB. Pada level setinggi ini, kerusakan pendengaran bisa terjadi hanya dalam beberapa menit saja. Jadi, volume dan durasi adalah risiko utamanya, bukan radiasi.
Lalu Apa Bahaya Pemakaian Headset secara Umum dalam Jangka Panjang?
Selain isu radiasi, pemakaian headset secara umum juga memiliki dampak tersendiri. Untuk meningkatkan kesadaran Anda, berikut adalah beberapa risiko kesehatan jangka panjang yang dapat timbul akibat penggunaan yang kurang bijak.
1. Munculnya Tinnitus atau Telinga Berdenging
Sensasi telinga berdenging atau mendesis tanpa adanya sumber suara eksternal dikenal sebagai tinnitus. Kondisi ini sering menjadi pertanda awal adanya kerusakan pada sistem pendengaran akibat paparan suara bervolume tinggi secara konstan dari perangkat audio.
Pemicunya adalah kerusakan pada sel-sel rambut super halus di dalam rumah siput (cochlea). Hal ini membuat otak salah menerjemahkan sinyal saraf dan menganggapnya sebagai suara. Gejala ini bisa bersifat sementara atau menjadi permanen.
2. Risiko Vertigo dan Gangguan Keseimbangan
Penggunaan earphone yang terlalu lama, terutama model in-ear, dapat menciptakan tekanan abnormal di dalam saluran telinga. Tekanan ini berisiko mengirimkan sinyal yang keliru ke otak mengenai posisi dan orientasi tubuh di dalam suatu ruang.
Kondisi tersebut dapat mengganggu sistem vestibular yang berfungsi mengatur keseimbangan. Meskipun bahaya headset bluetooth dan kabel lebih sering dikaitkan dengan suara, dampak fisik seperti vertigo juga merupakan risiko yang perlu diwaspadai untuk kenyamanan beraktivitas.
3. Infeksi pada Saluran Telinga
Model earbud yang menyumbat saluran telinga dapat memerangkap panas dan kelembapan. Lingkungan yang hangat dan lembap ini menjadi lokasi ideal bagi bakteri untuk berkembang biak, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi yang menyakitkan.
Gesekan konstan dari earbud juga bisa menyebabkan iritasi kecil pada kulit saluran telinga, yang menjadi pintu masuk bagi kuman. Membersihkan ear tips secara rutin adalah langkah preventif sederhana untuk menekan potensi masalah ini.
4. Penumpukan dan Pemadatan Kotoran Telinga
Secara alami, kotoran telinga bergerak dari dalam ke luar untuk membersihkan saluran. Penggunaan earbud justru dapat mendorong kotoran ini kembali masuk lebih dalam, menyebabkan penumpukan dan pemadatan (impacted cerumen) dari waktu ke waktu.
Sumbatan ini bisa menimbulkan berbagai keluhan, mulai dari pendengaran yang teredam hingga rasa nyeri. Isu bahaya headset bluetooth ternyata tidak hanya soal gelombang atau suara, tetapi juga mencakup masalah seperti ini.
5. Sakit Kepala Tegang (Tension Headache)
Sakit kepala tegang akibat headset bisa berasal dari dua sumber utama. Pertama, tekanan fisik dari headband yang terlalu ketat pada sisi kepala dan telinga. Kedua, kelelahan auditori akibat otak yang bekerja ekstra keras.
Kombinasi tekanan fisik dan paparan suara tanpa jeda ini menyebabkan otot di sekitar kulit kepala, rahang, dan leher menjadi tegang. Ketegangan inilah yang pada akhirnya memicu rasa nyeri dan pusing yang mengganggu.
6. Perkembangan Hiperakusis (Sensitivitas Berlebih pada Suara)
Hiperakusis adalah kondisi di mana suara dengan volume normal terasa sangat keras dan bahkan menyakitkan. Isu bahaya headset bluetooth dan perangkat audio lainnya salah satunya adalah memicu kerusakan saraf pendengaran yang berujung pada kondisi ini.
Ini terjadi karena paparan kebisingan yang berlebihan membuat sistem auditori menjadi terlalu protektif dan super sensitif. Akibatnya, suara sehari-hari seperti piring beradu atau dering telepon bisa terasa sangat tidak nyaman dan mengganggu.
7. Nyeri pada Saluran dan Daun Telinga (Otalgia)
Rasa nyeri atau pegal pada area telinga, yang secara medis disebut otalgia, seringkali merupakan akibat langsung dari tekanan mekanis. Penggunaan headset atau earphone yang ukurannya tidak pas selama berjam-jam dapat menyebabkan ketidaknyamanan ini.
Tekanan konstan tersebut dapat menekan tulang rawan daun telinga secara berlebihan atau menimbulkan iritasi pada kulit sensitif di liang telinga. Jika diabaikan, kondisi ini berpotensi berkembang menjadi peradangan yang membuat setiap sentuhan terasa sakit.
Tips Mencegah Bahaya Headset Bluetooth dan Konvensional
Meskipun memiliki berbagai risiko, bukan berarti Anda harus berhenti total menggunakan headset. Dengan menerapkan beberapa kebiasaan sederhana, Anda dapat secara signifikan meminimalkan potensi dampak negatif pada kesehatan pendengaran dan telinga Anda.
1. Terapkan Aturan Aman Volume dan Durasi
Salah satu panduan populer adalah aturan 60/60, yaitu mendengarkan musik atau audio lain dengan volume tidak lebih dari 60% selama maksimal 60 menit per sesi untuk kemudian beristirahat sejenak.
2. Berikan Telinga Jeda Istirahat Secara Berkala
Mengistirahatkan telinga setidaknya selama 5 hingga 10 menit setiap jamnya sangatlah penting. Jeda ini memberikan kesempatan bagi sel-sel rambut halus di telinga dalam untuk pulih dan mengurangi risiko kelelahan auditori.
3. Jaga Kebersihan Perangkat Secara Rutin
Earbuds dan earpads yang kotor dapat menjadi sarang bakteri pemicu infeksi. Membersihkannya rutin bisa menekan bahaya headset bluetooth dari sisi kebersihan, mencegah iritasi, dan menjaga kesehatan kulit di sekitar telinga.
4. Pilih Jenis dan Ukuran Headset yang Sesuai
Perangkat yang pas ukurannya tidak hanya mencegah nyeri fisik akibat tekanan, tetapi juga memberikan isolasi suara yang lebih baik. Hal ini membuat volume tidak perlu dinaikkan terlalu tinggi untuk menikmati audio secara jernih.
5. Manfaatkan Fitur Peredam Bising di Tempat Ramai
Fitur Active Noise Cancellation (ANC) sangat berguna saat berada di lingkungan bising. Teknologi ini membantu meredam suara dari luar, sehingga volume audio tidak perlu dinaikkan secara berlebihan untuk melawan kebisingan di sekitar.
Jaga Kesehatan Telinga Kita dengan Suplemen Terbaik di Medicastore
Pada akhirnya, menjaga kesehatan telinga secara menyeluruh adalah kunci pendengaran sempurna. Meskipun bahaya headset bluetooth masih jadi perdebatan, nutrisi yang tepat dapat membantu fungsi pendengaran tetap optimal dari dalam dan luar.
Untuk mendukung kesehatan pendengaran, temukan berbagai pilihan suplemen dan vitamin terbaik di Medicastore. Jaga aset berharga ini dengan produk berkualitas yang bisa didapatkan secara mudah dan praktis untuk investasi jangka panjang.
Referensi:
- https://youtu.be/_xOpkyt5eMY?si=Ud-Ea5BZKuWBjYNO
- https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/deafness-and-hearing-loss-safe-listening#:~:text=Sensory%20cells%20within%20our%20ears,induced%20hearing%20loss%20%28NIHL
- https://bigskyaudiology.com/how-do-headphones-impact-the-health-of-our-ears/#:~:text=headphone%20use%20and%20an%20increased,inside
- https://karpagamhospital.in/side-effects-of-using-earphones-for-a-long-time/#:~:text=Earwax%20can%20also%20be%20forced,problem%2C%20you%20must%20regularly%20clean
- https://www.icnirp.org/en/publications/article/rf-guidelines-2020.html?utm_source=chatgpt.com
- https://www.fcc.gov/general/specific-absorption-rate-sar-cellular-telephones?utm_source=chatgpt.com
- https://www.healthline.com/health-news/are-wireless-headphones-dangerous
- https://hellosehat.com/tht/telinga/bahaya-headset/