Mengenal Maltodekstrin dan Dampaknya Bagi Tubuh

Bagi Anda yang sering memperhatikan kemasan makanan, mungkin pernah membaca ‘maltodekstrin’ dalam komposisi makanan. Apa itu maltodekstrin? Apa maltodekstrin berbahaya bagi tubuh?

 

Maltodekstrin adalah bubuk berwarna putih, yang terbuat dari jagung, beras, tepung kentang, atau gandum. Akan tetapi, meskipun berasal dari tanaman, maltodekstrin melewati banyak proses pemasakan.

Maltodekstrin sangat mirip dengan sirup jagung, perbedaannya hanya dari kandungan kadar gulanya. Setelah melalui proses hidrolisis dan ditambahkan zat kimia, sirup jagung mengandung sekurang-kurangnya 20% gula, sedangkan pada maltodekstrin kadar gulanya kurang dari 20%.

Meskipun sama-sama karbohidrat seperti sukrosa (gula pasir), maltodekstrin tidak memiliki rasa manis.

 

Apa Kegunaan Maltodekstrin?

Maltodekstrin secara luas digunakan di industri makanan. Maltodekstrin digunakan sebagai pengental atau pengisi, untuk menambah volume makanan, selain itu juga digunakan sebagai pengawet.

Maltodekstrin juga dapat dikombinasikan dengan pemanis buatan untuk produk seperti buah kalengan, minuman serbuk, dan makanan penutup.

Contoh makanan yang mengandung maltodekstrin diantaranya es krim, makanan bayi, kue kering, sereal, minuman kemasan, aneka jenis saus (termasuk mayones), produk susu rendah lemak, dan lain-lain.

Maltodekstrin juga dapat ditemukan dalam makanan kemasan dengan label ‘rendah gula’, atau ‘bebas gula’. Maltodekstrin bahkan juga digunakan pada produk seperti lotion dan produk perawatan rambut.

 

Dampak Maltodekstrin bagi Tubuh

Menurut badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA), maltodekstrin aman digunakan sebagai zat tambahan dalam makanan.

Tubuh dapat mencerna maltodekstrin dengan cepat, seperti mencerna gula, sehingga dapat bermanfaat bila Anda perlu meningkatkan kalori dan energi dengan cepat. Setiap satu gram maltodekstrin mengandung 4 kalori (sama dengan sukrosa atau gula pasir).

Meskipun begitu, kadar indeks glikemiknya lebih tinggi dibandingkan dengan gula pasir, yaitu 110. Hal ini menyebabkan kadar gula dalam darah dapat meningkat dengan cepat.

Zat ini aman dikonsumsi dalam jumlah kecil, tetapi penderita penyakit diabetes dan masalah pencernaan sebaiknya berhati-hati dalam mengkonsumsinya.

  1. Diabetes

Karena dapat membuat peningkatan kadar gula darah yang tajam, penderita diabetes sebaiknya menghindari maltodekstrin. Akan tetapi bila dikonsumsi dalam jumlah kecil, maltodekstrin aman dikonsumsi.

Bila Anda tidak yakin dengan dampak maltodekstrin pada tubuh, Anda dapat memeriksa kadar glukosa darah lebih sering ketika menambahkan maltodekstrin ke dalam diet Anda.

  1. Kesehatan saluran pencernaan  

Maltodekstrin dapat menyebabkan peradangan usus dan dapat menjadi faktor risiko penyakit peradangan kronis. Penelitian menunjukkan bahwa zat ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan di usus.

Akan tetapi secara umum, efek maltodekstrin pada bakteri usus tidak diketahui dengan pasti. Bila Anda berisiko mengalami penyakit autoimun atau penyakit pencernaan, sebaiknya Anda menghindari maltodekstrin.

  1. Berat badan

Bila Anda sedang menurunkan berat badan, sebaiknya Anda menghindari maltodekstrin karena pada dasarnya maltodekstrin adalah karbohidrat tanpa nilai nutrisi, yang dapat meningkatkan kadar gula darah.

Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Selain itu makanan yang mengandung maltodekstrin biasanya merupakan makanan olahan yang berpotensi untuk menambah berat badan karena kandungan kalorinya yang tinggi.

  1. Sistem saraf 

Pada sebuah penelitian menggunakan tikus diketahui maltodekstrin mengubah aktivitas sel otak, mempengaruhi bagian otak yang merespons asupan makanan, preferensi, obesitas, dan keseimbangan energi.

  1. Alergi atau intoleransi

Seperti halnya zat tambahan makanan lainnya, maltodekstrin juga dapat menyebabkan alergi atau intoleransi. Efek sampingnya antara lain reaksi alergi (ruam atau iritasi kulit), asma, kram, sulit bernapas, kenaikan berat badan dan kembung.

Bahan utama pembuatan zat ini adalah jagung, beras dan kentang, tetapi produsen terkadang menggunakan gandum. Orang yang menderita penyakit seliak atau intoleransi gluten harus memperhatikan hal ini. Meskipun saat proses produksi komponen protein sebagian besar akan terbuang, maltodekstrin yang berasal dari gandum masih bisa mengandung gluten.

 

Maltodekstrin dan Genetically Modified (GMO) Foods

Maltodekstrin biasanya terbuat dari jagung GMO atau jagung yang genetikanya sudah diubah. Menurut badan kesehatan dunia (WHO), makanan GMO aman untuk dikonsumsi.

Akan tetapi, GMO dapat berbahaya bagi lingkungan atau kesehatan karena meningkatnya penggunaan herbisida dan pestisida pada tanaman GMO. Selain itu, ada kemungkinan material yang dimodifikasi secara genetik, masuk ke dalam tanaman dan hewan, atau manusia melalui makanan.

Ada kekhawatiran GMO dapat menyebabkan kanker, masalah ginjal, penyakit Alzheimer, resistensi antibiotik, alergi, dan masalah reproduksi, akan tetapi bukti ilmiahnya hanya sedikit, meskipun sebagian orang meyakini hal ini disebabkan karena sensor terhadap GMO.

Bila Anda menganut diet bebas GMO, perhatikan informasi dalam kemasanan makanan yang Anda beli.

 

 

Referensi:

  • www.healthline.com. Is Maltodextrin Bad for Me?. 2024.
  • www.medicalnewstoday.com. What is maltodextrin and is it safe?. 2024.
  • www.verywellhealth.com. What Is Maltodextrin Used For, and Is It Safe?. 2024.