BIDURAN, APAKAH TANDA PENYAKIT BERBAHAYA ?

Biduran dikenal dengan kaligata (Urtikaria) adalah suatu reaksi alergi yang ditandai oleh bentol-bentol berwarna merah pada kulit. Biduran dapat timbul di permukaan kulit dengan berbagai ukuran.

Biduran merupakan reaksi tubuh terhadap alergi, yang berarti sistem kekebalan tubuh merespon zat tertentu yang dianggapnya berbahaya bagi tubuh.

Biduran dapat terjadi pada siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mengalami biduran dapat bertanda penyakit berbahaya maupun tidak berbahaya.

Apa saja hal-hal yang menyebabkan Biduran ?

Biduran terjadi akibat reaksi alergi terhadap sesuatu yang ditemui ataupun yang masuk ke dalam tubuh. Ketika mengalami reaksi alergi, tubuh akan melepaskan histamin ke dalam darah. Histamin adalah bahan kimia yan diproduksi oleh tubuh dalam upaya mempertahankan diri dari zat yang asing yang masuk ke dalam tubuh. Respon alergi ini pada sebagian penderita dapat bervariasi, dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat.

Sumber penyebab tersering reaksi alergi, adalah:

  • Obat-obatan, paling sering ditemui adalah Antibiotik
  • Serbuk sari
  • Makanan
  • Bulu bintang
  • Gigitan serangga
  • Paparan suhu panas atau dingin

Biduran juga dapat disebabkan oleh hal lain selain alergi, seperti stress, pakaian yang terlalu ketat, olahraga, akibat penyakit tertentu, ataupun infeksi.

Bahkan ada beberapa pemicu potensial, yang seringkali penyebab biduran sebenarnya tidak dapat ditentukan.

Jenis-Jenis Biduran yang Perlu Diketahui

  1. Akibat reaksi alergi

Merupakan penyebab biduran yang paling umum. Hal ini dapat disebabkan oleh alergen apa pun yang masuk ke dalam tubuh dan membuat anda menjadi lebih sensitif terhadap alergen tersebut. Alergen pada setiap orang dapat berbeda bahkan ada beberapa orang yang tidak memiliki.

Alergen yang sering menyebabkan biduran, seperti:

  • Makanan (seperti kacang-kacangan, susu, dan telur)
  • Bulu hewan peliharaan
  • Serbuk sari
  • Debu
  • Gigitan atau sengatan serangga
  • Obat-obatan (terutama antibiotik, obat kanker, atau obat anti nyeri)
  1. Anafilaksis

Anafilaksis merupakan reaksi alergi yang berat dan dapat mengancam jiwa. Dalam kondisi ini, biduran sering kali disertai dengan gangguan pernapasan, mual atau muntah, pembengkakan yang berat, serta pusing.

  1. Biduran kronis

Biduran kronis adalah kasus yang sedang berlangsung yang tidak selalu memiliki penyebab yang dapat diidentifikas. Biduran kronis ditandai dengan biduran yang terus berulang dan dapat menganggu aktivitas keseharian penderita. Biduran kronis dapat berlangsung antara beberapa minggu hingga beberapa bulan bahkan tahun.

Anda mungkin mencurigai mengalami biduran kronis jika mengalami gatal-gatal yang tak kunjung sembuh selama 6 minggu. Meskipun tidak mengancam nyawa, jenis biduran ini dapat membuat anda tidak nyaman dan sulit diobati.

Biduran kronis juga dapat merupakan gejala dari masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti:

  • Gangguan autoimun
  • Penyakit celiac
  • Lupus
  • Diabetes tipe 1
  • Rheumatoid arthritis
  • Penyakit tiroid
  1. Dermatografisme

jenis biduran

sumber: www.liveoakdermatl.com

Dermatografisme, dianggap biduran jenis ringan. Dermatografisme biasanya disebabkan oleh garukan yang berlebihan atau tekanan yang terus menerus pada kulit.

Dermatografisme biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu singkat tanpa pengobatan.

  1. Biduran yang disebabkan oleh perubahan suhu

Terkadang adanya perubahan suhu dapat menyebabkan biduran pada pada orang yang sensitif terhadap perubahan tersebut. Perubahan suhu seperti dingin atau panas dapat memicu kondisi ini.

  1. Biduran yang disebabkan oleh infeksi

Infeksi virus atau bakteri dapat menyebabkan biduran.

Infeksi bakteri yang umum menyebabkan biduran, seperti infeksi saluran kemih dan radang tenggorokan, sedangkan pada infeksi virus yang dapat menyebabkan biduran adalah infeksi mononucleosis, hepatitis, atapun flu.

Bagaimana Tanda dan Gejala Biduran ?

Tanda dan gejala bidurna pada setiap orang bervariasi. Biduran dapat muncul dimana saja pada bagian tubuh anda.

Gejala yang mungkin ditemui pada biduran akut, seperti:

  • Timbul bentol-bentol berwarna kemerahan pada kulit
  • Jika ditekan pada bagian biduran, bagian tengah biduran dapat memucat
  • Kulit terasa gatal
  • Timbul pembengkakan dibawah kulit (Angiodema), seperti pada bibir, mata ataupun saluran pernapasan (tenggorokkan)
  • Jika terjadi pembengkakan pada saluran napas dapat menimbulkan keluhan lain, seperi sesak napas.

Dalam banyak kondisi, biduran kronis dan biduran akut dapat terlihat serupa. Namun, pada biduran kronis biasanya dapat:

  • Berubah ukuran dan bentuk.
  • Hilang timbul, setidaknya setiap beberapa hari untuk jangka waktu yang lama, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
  • Sering terjadi bersamaan dengan cuaca yang panas, setelah berolahraga, atapun saat anda mengalami stress.

Kapan biduran dianggap Tanda Penyakit Berbahaya ?

Tidak semua biduran dianggap tanda penyakit berbahaya. Tiap orang mempunyai respon yang berbeda terjadap suatu reaksi alergen.

Dianggap berbahaya jika respon alergi menimbulkan reaksi anafilaksis. Gejala awal reaksi anafilaktik dapat terlihat seperti gejala alergi. Namun, gejalanya dapat bertambah berat dalam waktu yang cepat.

pembengkakan mata pada biduran pembengakakan pada bibir

"Pembengakakan pada mata dan bibir (Angioedema)"

sumber: www.everydayhealth.com

“Tanda dan Gejala Reaksi Anafilaktik yang perlu diperhatikan :

  1. Sesak Nafas atau Sulit bernafas
  2. Pembengkakan pada area sekitar mata, bibir, lidah dan tenggorokkan
  3. Biduran yang disertai rasa gatal
  4. Perasaan berdebar-debar
  5. Tekanan darah menjadi rendah hingga menimbulkan keluhan, seperti pusing dan lemas
  6. Keringat dingin
  7. Perubahan kesadaran hingga pingsan
  8. Mual, muntah atau diare”

Jika anda atau orang terdekat anda mengalami hal ini secara tiba-tiba setelah mengonsumsi obat-obatan atau terpapar suatu hal. Segeralah bawa mereka kerumah sakit terdekat untuk segera mendapatkan penanganan segera.

Untuk anda yang sering mengalami keluhan biduran berulang, sebaiknya konsultasikan diri anda ke dokter agar anda mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahu penyebab biduran sehingga anda mendapatkan penanganan yang tepat.

Bagaimana Cara Mengatasi Biduran ?

Langkah pertama untuk mengatasi biduran adalah dengan mencari tahu apakah anda benar-benar menderita biduran atau tidak. Diperlukannya untuk pemeriksaan bersama dengan dokter untuk memastikan kondisi ini.

Dokter dapat memastikan kondisi biduran dengan cara menilai kondisi kulit anda serta mungkin dapat disarankan untuk melakukan beberapa pemeriksaan. Pemeriksaan ini bertujuan dapat mengetahui dengan jelas penyebab alergi anda.

Pemeriksaan yang mungkin dianjurkan, seperti:

  • Skin Test. Merupakan suatu pemeriksaan pada kulit yang dilakukan untuk mengidentifikasi reaksi alergi terhadap alergen tertentu. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu Uji tusuk, Uji temple atau Uji intradermal.
  • Pemeriksaan Darah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa antibodi spesifik dalam darah anda. Tubuh akan membuat antibodi untuk melawan alergen.

Pada biduran ringan yang tidak terkait dengan alergi atau kondisi kesehatan lainnya, mungkin anda tidak diperlukan penanganan khusus. Jika mengalami kondisi biduran ringan dapat melakukan hal ini untuk membantu meredakan biduran:

  1. Mengonsumsi obat anti histamine, seperti Cetrizine
  2. Tidak menggaruk berlebihan area biduran, karena menggaruk dapat mengiritasi dan menimbulkan luka pada kulit
  3. Menghindari pemberian air panas pada area yang gatal karena dapat memperberat rasa gatal
  4. Tidak memberikan zat-zat yang bersifat iritasi pada area yang terkena biduran

Apakah Biduran dapat Dicegah?

Biduran tentunya dapat dicegah dengan cara berusaha untuk melakukan hal berikut ini:

  1. Perhatikan hal-hal yang memicu alergi, seperti makanan, obatan-obatan, perubahan cuaca, stress, atau lainnya
  2. Usahakan untuk menghindari faktor-faktor yang dapat memicu alergi
  3. Jika mempunyai riwayat alergi, anda boleh menyimpan obat anti alergi sebagai pertolongan pertama saat biduran terjadi
  4. Jika setelah mengonsumsi obat tidak ada perubahan atau keadaan anda menjadi bertambah berat segeralah ke rumah sakit terdekat.

 

 

 

 

Referensi:

  • Cleveland Clinic. Hives. 2022
  • Healthline. Hives: Pictures, Causes, and How to Treat Them. 2023
  • Mayo Clinic. Hives and Angioedema. 2023