Atresia Esofagus
Atresia Esofagus adalah kelainan esofagus yang tidak terbentuk secara sempurna. Pada atresia esofagus, esofagus menyempit atau buntu; tidak tersambung dengan lambung sebagaimana mestinya.
Kebanyakan bayi yang menderita atresia esofagus juga memiliki fistula trakeoesofageal (hubungan yang abnormal antara esofagus dan trakea).
Jenis Atresia Esofagus :
- Tipe A , ketika bagian atas dan bawah esofagus tidak terhubung dan ujungnya tertutup. Pada tipe ini, tidak ada bagian esofagus yang menempel pada trakea.
- Tipe B , sangat jarang terjadi. Pada jenis ini esofagus bagian atas menempel pada trakea , namun esofagus bagian bawah mempunyai ujung yang tertutup.
- Tipe C , tipe yang paling umum. Pada tipe ini esofagus bagian atas mempunyai ujung yang tertutup dan bagian bawah esofagus menempel pada trakea.
- Tipe D , paling langka dan paling parah. Pada jenis ini bagian atas dan bawah esofagus tidak saling berhubungan, melainkan masing-masing terhubung secara terpisah dengan trakea.
" Jenis Atresia Esofagus "
Sumber : https://www.cambridge.org
Penyebab Atresia esofagus
Penyebab Atresia Esofagus
Penyebab atresia esofagus saat ini masih belum yakin . Hal ini terjadi selama perkembangan janin. Mutasi atau perubahan pada gen dapat menyebabkan kerongkongan berkembang secara tidak normal.
Gejala Atresia esofagus
Gejala Atresia Esofagus
Gejala atresia esofagus bisa berupa:
- Bayi mengeluarkan ludah yang sangat banyak
- Terbatuk atau tersedak setelah berusaha untuk menelan
- Tidak mau menyusu
- Sianosis (kulit membiru)
Adanya fistula menyebabkan ludah bisa masuk ke dalam paru-paru sehingga berisiko untuk terjadi pneumonia aspirasi.
Kapan harus ke dokter ?
Atresia esofagus biasanya dapat terdeteksi secara dini saat kehamilan ibu. Biasanya anak dengan atresia esofagus, mempunyai riwayat ibu dengan kehamilan polihidaramnion (cairan ketuban berlebihan). Jika terdeteksi keadaan ini, mintalah saran kepada dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada anak untuk mengatahui hal ini.
Walaupun kondisi atresia esofagus mungkin tidak terdeteksi saat kehamilan, segeralah konsltasikan anak ke dokter, jika anak terlihat :
- Mengeluarkan ludah yang terlalu banyal dan sering gumoh
- Mudah batuk atau tersedak setiap kali menyususi
- Tidak mau menyusui
Diagnosis Atresia esofagus
Diagnosis Atresia Esofagus
Sebelum bayi dilahirkan, tanda atresia esofagus atau sumbatan saluran cerna bisa dilihat dengan melakukan pemeriksaan ultrasonografi pada ibu hamil untuk melihat adanya cairan amnion (ketuban) yang terlalu banyak.
Kelainan ini biasanya terdeteksi segera setelah dilahirkan dari gejala-gejala yang ada, dimana bayi mulai disusui dan menjadi batuk, tersedak, dan membiru. Segera setelah dicurigai adanya kelainan pada saluran cerna, dimasukkan sebuah selang kecil ke lambung, Pada atresia esofagus, selang tidak bisa masuk ke dalam lambung.
Pada foto sinar-X, esofagus tampak sebagai kantung berisi udara dan adanya udara pada lambung dan usus halus. Jika selang khusus dimasukkan, maka selang tersebut akan tampak melingkar pada bagian atas esofagus.
Sumber : https://radiopaedia.org
Penanganan Atresia esofagus
Pengobatan Atresia Esofagus
Jika keadaan bayi stabil, dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atresia dan menutup fistula. Sebelum pembedahan dilakukan, nutrisi untuk bayi bisa diberikan melalui infus. Selain itu, pada esofagus bagian atas dipasang alat penghisap ludah untuk mencegah terjadinya aspirasi ke dalam paru-paru.
Komplikasi Atresia Esofagus
Komplikasi yang terjadi akibat akibat atresia esofagus , meliputi :
- Anak dapat tertelan ludah sendiri hingga masuk ke saluran pernapasan, dan menyebabkan anak tersedak, aspirasi pneumonia, hingga kematian
- Gangguan pada saat pemberian makan, anak sulit menelan makanan
- Makanan yang sudah masuk dapat kembali keatas (regurgitasi) setelah tindakan, dan mengalami GERD
- Penyempitan kerokongan (striktur) akibat jaringan parut yang timbul pasca tindakan pembedahan
- Pada anak dengan lahiran prematur, terkadang dapat disertai dengan kelainan bawaan lainnya
Prognosis Atresia Esofagus
Prognosis anak dengan atresia esofagus relatif baik, bergantung dari tingkat keparahan atresia yang dialami, tipe atresia, respon pengobatan, serta kelainan yang menyertai pada anak.
Secara umum, kelangsungan hidup secara keseluruhan sekitar 85%-90%, angka mortalitas yang lebih tinggi terlihat ketika atresia disertai dengan kelainan jantung. Kematian dini dikaitkan dengan adanya kelainan jantung, sedangkan kematian lainnya dikaitkan dengan adanya komplikasi pernapasan dan tipe atresia esofagus.
Hampir pada semua yang telah menjalani pengobatan atresia esofagus, biasanya mengalami beberapa masalah terkait pencernaan dan pernapasan, yang umumnya membaik seiring dengan pertambahan usia.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Atresia Esofagus
Atresia esofagus merupakan termasuk penyakit kelainan bawaan, yang mungkin sulit untuk dicegah.
Tetapi dengan melakukan hak berikut ini terutama saat ibu sedang hamil dapat menurunkan risiko terjadinya atresia esofagus, meliputi :
- Tidak mengonsumsi minuman mengandung alkohol
- Tidak merokok secara aktif maupun pasif
- Tidak mengonsumsi obat-obatan tanpa resep atau sepengetahuan dokter
- Menerapkan gaya hidup dengan mengonsumsi makanan sehat bergizi
- Menghindair konsumsi makanan yang mengandung banyak pengawet
- Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dengan dokter
Referensi
- C, William J. Esophageal Atresia. The Merck Manual. 2013.
- D, David C. Esophageal Atresia. Medline Plus. 2011.
- L, George S. Digestive Tract Defects. Merck Manual Home Health Handbook. 2006.
- Centers for Disease Control and Prevention . Fakta Atresia Esofagus . 2023