Hypertrophic Pyloric Stenosis (Stenosis Pilorus Hipertrofik)
Stenosis pilorus juga dikenal sebagai stenosis pilorus hipertrofik infantil (IHPS) adalah suatu kondisi yang jarang terjadi pada bayi yang ditandai dengan penebalan abnormal otot pilorus di lambung yang menyebabkan penyumbatan pada pilorus lambung.
Biasanya, terdapat katup yang dilapisi otot antara lambung dan usus kecil untuk menahan makanan di lambung hingga siap untuk tahap selanjutnya dalam proses pencernaan. Katup ini disebut katup pilorus. Pada stenosis pilorus, otot pilorus menebal dan menjadi besar secara tidak normal, sehingga dapat menghalangi makanan untuk mencapai usus kecil.
Secara klinis bai tampak dalam keadaan sehat saat dilahirkan. Lalu, pada usia 3-6 minggu timbul gejala pada bayi yaitu muntah proyektil, yang berpotensi menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan.
Penyebab Hypertrophic pyloric stenosis
Penyebab Hypertrophic Pyloric Stenosis
Stenosis ini biasanya terjadi pada satu atau dua bulan pertama kehidupan dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki, terutama anak laki-laki pertama. Pada kasus yang jarang, beberapa anak yang lebih besar mengalami stenosis pylorus karena ada pembengkakan yang disebabkan oleh ulkus peptikum atau gangguan lain yang mirip dengan alergi makanan (misalnya gastroenteritis eosinofilik).
Etiologi pasti dari stenosis pilorus hipertrofik tidak diketahui. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi muda yang diobati dengan antibiotik makrolida mengalami peningkatan insiden stenosis pilorus hipertrofik. Paparan eritromisin pascakelahiran juga dikaitkan dengan peningkatan risiko perkembangan stenosis pilorus.
Faktor risiko lainnya termasuk pemberian susu botol, kelahiran prematur, persalinan sectio caesaria, dan anak pertama (30-40% kasus).
Ibu dengan perokok berat selama kehamilan, memiliki risiko 1.5-2 kali lipat mengalami stenosis pilorus hipertrofik.
Gejala Hypertrophic pyloric stenosis
Gejala Hypertrophic Pyloric Stenosis
Bayi yang awalnya mengalami stenosis pylorus merasa lapar dan dapat makan dengan baik, tetapi kemudian segera muntah dengan kuat (muntah proyektil) setelah makan. Beberapa bayi mengalami banyak sekali muntah sehingga mengalami dehidrasi dan kurang gizi.
Tidak seperti bayi dengan gangguan lain yang juga menyebabkan muntah, bayi yang mengalami muntah akibat stenosis pylorus tetap tampak baik, hingga akhirnya mereka mengalami dehidrasi berat atau kurang gizi. Setelah beberapa hari, bayi mengalami dehidrasi dengan cepat dan berat badan bayi turun.
Beberapa bayi juga mengalami perubahan warna kulit dan mata menjadi kekuningan (jaundice).
Diagnosis Hypertrophic pyloric stenosis
Diagnosis Hypertrophic Pyloric Stenosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan fisik dapat dirasakan benjolan seperti buah zaitun saat memeriksa perut bayi. Benjolan ini merupakan otot pilorus yang membesar. Kontraksi seperti gelombang terkadang terlihat saat memeriksa perut bayi, seringkali terjadi sebelum bayi muntah.
Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan:
- Pemeriksaan darah untuk memeriksa kadar elektrolit
- USG untuk melihat pilorus dan memastikan diagnosis stenosis pilorus
- Pemeriksaan X-Ray Abdomen jika hasil USG tidak jelas
" Gambaran caterpillar sign pada Xray Abdomen"
Sumber : radiopaedia.org
Penanganan Hypertrophic pyloric stenosis
Pengobatan Hypertrophic Pyloric Stenosis
Pengobatan awal pada stenosis pilorus adalah memberikan cairan pada bayi melalui pembuluh darah untuk mengatasi dehidrasi dan mengkoreksi ketidakseimbangan elektrolit.
Otot pilorus yang menebal perlu dipotong melalui pembedahan untuk menghilangkan sumbatan. Pembedahan ini termasuk operasi kecil, dan sebagian besar bayi dapat kembali makan dalam waktu satu hari setelah tindakan.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
Referensi:
- C, William J. Hypertophic Pyloric Stenosis. Merck Manual Home Health Handbook. 2012.
- www.mayoclinic.org
- www.ncbi.nlm.nih.gov
Diperbarui 7 September 2023