Kanker Ovarium (Kanker Indung Telur)
Kanker indung telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun.
Penyebab Kanker ovarium
Penyebab Kanker Ovarium (Kanker Indung Telur)
Penyebab terjadinya kanker ovarium belum diketahui.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium:
- Usia tua
- Tidak memiliki anak
- Memiliki anak pertama pada usia lebih tua
- Mulai menstruasi lebih cepat
- Menopause lebih lambat
- Memilki anggota keluarga yang terkena kanker rahim, kanker payudara, atau kanker usus besar
Sekitar 5-10% kasus kanker ovarium berhubungan dengan faktor genetik. Pada kasus ini, risiko untuk terjadinya kanker ovarium dan kanker payudara cenderung untuk diturunkan dalam keluarga.
Kanker ovarium dapat menyebar langsung ke jaringan sekitarnya, atau menyebar melalui sistem pembuluh getah bening atau aliran darah ke bagian tubuh lainnya, seperti ke hati dan paru-paru.
Gejala Kanker ovarium
Gejala Kanker Ovarium (Kanker Indung Telur)
Kanker ovarium menyebabkan ovarium yang terkena menjadi membesar. Pada wanita muda, pembesaran ovarium lebih mungkin disebabkan oleh adanya kista. Tetapi setelah menopause, pembesaran ovarium dapat merupakan tanda dari kanker ovarium.
Banyak wanita yang tidak memiliki gejala sampai kanker mencapai stadium lanjut. Gejala awal yang dirasakan dapat berupa rasa tidak enak yang samar-samar pada perut bagian bawah. Gejala lain dapat berupa kembung, hilang nafsu makan, dan nyeri punggung (karena penekanan oleh tumor). Kanker ovarium jarang menimbulkan perdarahan per vagina.
Pada akhirnya, perut dapat membesar karena pembesaran ovarium atau akumulasi cairan pada rongga perut. Pada tahap ini sering terjadi rasa nyeri pada panggul, anemia, dan penurunan berat badan.
Sumber gambar: www.ovariancancer.net.au
Diagnosis Kanker ovarium
Diagnosis Kanker Ovarium (Kanker Indung Telur)
Diagnosis pada stadium dini sulit ditegakkan karena kanker baru menimbulkan gejala setelah berukuran cukup besar atau telah menyebar. Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain: ultrasonografi, CT scan, MRI, pemeriksaan darah, atau biopsi. Pemeriksaan CT scan atau MRI juga bisa dilakukan untuk menentukan seberapa jauh penyebaran kanker.
Penanganan Kanker ovarium
Pengobatan Kanker Ovarium (Kanker Indung Telur)
Tindakan penanganan tergantung dari jenis kanker ovarium dan stadiumnya. Pada sebagian besar kanker ovarium dilakukan pengangkatan ovarium, tuba falopi, dan rahim. Jika kanker telah menyebar keluar dari ovarium, maka kelenjar getah bening dan struktur disekitarnya juga ikut diangkat.
Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, dapat hanya dilakukan pengangkatan ovarium yang terkena dan tuba falopiinya (saluran indung telur). Untuk kanker pada stadium lebih lanjut yang telah menyebar ke bagian lain tubuh, upaya pengangkatan jaringan kanker sebanyak mungkin yang dapat dilakukan bisa memperpanjang harapan hidup.
Setelah pembedahan, sebagian besar penderita karsinoma epitelial stadium I biasanya tidak mendapatkan terapi lebih lanjut. Tetapi untuk kanker stadium I lainnya atau kanker dengan stadium lebih lanjut dapat diberikan kemoterapi untuk menghancurkan jaringan kanker yang tersisa. Kemoterapi biasanya terdiri dari paclitaxel dikombinasi dengan carboplatin.
Kebanyakan wanita dengan tumor sel germinal dapat diatasi dengan mengangkat ovarium yang terkena dan juga tuba falopi ditambah dengan kemoterapi (misalnya bleomycin, cisplatin, dan etoposide). Terapi radiasi jarang digunakan.
Kanker ovarium stadium lanjut biasanya dapat muncul kembali. Oleh karena itu, setelah kemoterapi perlu dilakukan pemeriksaan kadar penanda kanker (CA 125). Jika kanker muncul kembali, maka dilakukan kemoterapi, misalnya dengan carboplatin, doxorubicin, etoposide, gemcitabine, atau paclitaxel.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Kanker Ovarium (Kanker Indung Telur)
Faktor yang dapat mengurangi risiko terjadinya kanker indung telur:
- Pemakaian kontrasepsi oral (pil KB). Penggunaan obat kontrasepsi oral dapat menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium. Namun, bisa berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara dan risiko kesehatan lainnya. Untuk itu sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
- Kehamilan dan menyusui. Memiliki anak, paling tidak satu, dan menyusui dapat menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium.
Perempuan yang berisiko tinggi untuk mengalami kanker ovarium dapat dilakukan pengangkatan indung telur sebagai cara pencegahan.
Referensi
Referensi:
- G, David M. R, Pedro T. Ovarian Cancer. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.